twitter rss

Tak Harus Menjadi Orang Baik Untuk Mengajak Kebaikan

Label:

Alloh Subhanahu wata’ala di dalam kitabnya mencela golongan orang yang mengajak kepda kebaikan namun dia sendiri tidak melakukkannya, melarang kemaksiatan namun ia malah melakukannya, sebagaimana firman Alloh,
“mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” Q.S Al Baqoroh : 44
Dan juga firman Alloh,
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” Q.S As Shof : 2-3
Semua ayat di atas dengan sangat jelas memperingati orang yang mengajak kepada kebaikan namun tidak melakukannya, namun ada sebagian orang yang memahami dengan cara yang salah,mereka takut atau tidak mau mengajak kepada kebaikan dikarenakan mereka masih belum melakukan yang ia ajakkan atau takut melarang kepada kemaksiatan sedang mereka  masih melakukannya. Ada pula orang yang diajak kepada kebaikan justru menggunakan ayat di atas sebagai penolakan, Dikarenakan orang yang mengajaknya masih belum melakukan kemaksiatan.
Pada dasarnya antara antara amar ma’ruf dan nahi mungkar dengan masihnya seorang melakukan kemaksiatan adalah dua perkara yang berbeda, ada sebuah kaidah usul fiqh
مَا لاَ يُدْرَكْ كُلُّهُ لاَ يُتْرَكْ جُلُّهُ
“Sesuatu yang tidak didapatkan seluruhnya jangan ditinggalkan seluruhnya.”
Masih belum bisa melakukan apa yang ia ajakkan bukanlah sebuah alasan untuk meninggalakan amar makruf, dan masih melakukan maksiat tidak bisa menjadi alasan untuk meninggalkan nahi mungkar. Keduanya adalah kewajiban yang berbeda.  Jadi jika seseorang mengajak kepada kebaikan maka ia akan tetap mendapat pahala atas apa yang ia ajarkan. Sedangkan masalah ia tidak melakukan apa yang ia larang maka ia mendapat dosa tentunya. Bagaimanapun juga orang yang bermaksiat memang bedosa.
Kemaksuman bukan syarat untuk beramar makruf
Ibnu Rajab Al hanbali Rahimahullah berkata, “ Diharuskan bagi seorang manusia untuk melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, memperingati  dan mengingakatkan kepada yang lainnya, jikalau tidak boleh memberi peringatan kecuali orang yang maksum maka tidak akan ada orang yang memperingati setelah Rasullah mati karena tidak ada seorang pun yang maksum setelah Nabi ”.
Alloh Ta’ala berfirman,
“telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan Munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” Q.S Al Maidah 78-79
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kemaksiatan pertama kali yang terjadi pada bani Isra’il adalah ketika seorang laki-laki berjumpa seorang laki-laki lain, ia berkata, “Wahai saudaraku, bertakwalah kepada Allah, tinggalkan apa yang telah engkau lakukan, karena itu tidak halal untuk kamu lakukan.” Kemudian keesokan harinya ia berjumpa lagi dengannya, namun perbuatan maksiat yang ia larang (kepada temannya) tidak mencegah dirinya untuk menjadikannya sebagai teman makan dan minum serta duduknya (yakni ikut bersama dalam kemaksiatan), maka ketika mereka melakukan hal itu, Allah menghitamkan hati sebagian mereka karena sebab sebagian yang lain. Kemudian beliau membaca: (Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam) hingga firmannya: (orang-orang yang fasik) ‘. Kemudian beliau bersabda; “Demi Allah hendaklah kalian benar-benar memerintahkan kebaikan, mencegah kemungkaran dan mencabutnya dari tangan orang zhalim lalu mengambalikannya (membelokkannya) kepada kebenaran serta konsisten terhadap kebenaran itu.”,
H.R Tirmidzi
Tentu saja dalam perkara ini yang paling afdhol adalah mengajak kepada kebaikan dan melakukan hal yang ia ajak tadi, Ibnul Jauzi berkata, “jika seseorang yang mengajak kepada kebaikan namun ia tidak melakukannya maka ajakannya tadi akan memberkan bekas hatinya sebagaimana air yang yang memberikan bekas pada batu”
Semoga Alloh Ta’ala memberikan kemudahan kepada kita untuk melakukan segala perintahnya.
Wallahu a’lam
  1. kok g menyantumkan sumbernya ? ^__^

    http://almuttaqinjepara.com/tak-harus-menjadi-orang-baik-untuk-mengajak-kepada-kebaikan/

Posting Komentar

Catagoris

Catagoris

Catagoris