twitter rss

Memanggil Seseorang Dengan Nama Yang di Sukainya

Label: ,
Tidak sulit menarik hati orang lain, ada banyak amalan ringan pengikat hati yang diajarkan Rasulullah SAW. Satu dari sekian banyak amalan tersebut adalah memanggil seseorang dengan panggilan yang disukainya. Memanggil dengan panggilan terbaik dapat menarik hati orang lain, sebab tidak ada yang disukai seseorang selain dirinya sendiri. Sehingga ketika ada orang lain yang memanggilnya dengan nama kesayangannya dan terus memanggil dengan nama panggilan tersebut, maka dia akan merasa dihormati dan disayangi.
Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh
Rasulallah SAW. Para Sahabat, bagaimanapun keadaannya selalu betah berada disisi Rasulallah karena Rasulullah menghormati dan menyayangi mereka dengan cara memanggil mereka dengan nama yang disukai, bahkan dengan anak kecil sekalipun.
Diriwayatkan dari Anas, dia berkata: “Nabi adalah orang yang paling baik akhlaqnya. Aku mempunyai seorang adik yang biasa dipanggil Abu Umair, suatu ketika Nabi datang dan menyapanya. “Wahai Abu Umair, apa yang terjadi dengan Nughair ?” (H.R Bukhori)
Nughair adalah burung kecil yang biasa diajaknya bermain. Ketika burung kecil itu mati, lantas Rasulullah menyapa Abu Umair untuk menghiburnya. Perlu diingat!!! Bahwa kunyah (dibaca: kun-yah) adalah panggilan yang diawali dengan Abu atau Ummu, menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauzy tidak mesti diberikan kepada orang yang sudah mempunyai anak saja. Karena pada hakikatnya kunyah digunakan untuk mengagungkan, memuliakan, dan menghormati orang yang dipanggil.
Karena kunyah di Indonesia tidak begitu lazim, kita dapat menggantinya dengan julukan-julukan yang baik. Sebab, julukan-julukan yang jelek dapat membuat orang yang dijuluki berfikiran negative atas dirinya sendiri sehingga dapat membunuh karakternya atau yang lebih parah lagi yaitu terbentuknya Mental Block  dalam dirinya.
Selain itu, memberi julukan-julukan yang jelek dapat menjadikan seorang Mukmin menjadi munafiq menurut firman Allah SWT dalam surat Al-Hujurat ayat 11:
Artinya: “Janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”
Sebenarnya ayat ini merupakan teguran dari Allah bagi Rasulallah ketika beliau memanggil seorang sahabatnya dari Bani Salamah dengan nama yang tidak disukainya.
Abu Jubairah bin Adh-Dhahak bercerita, “Rasulullah datang menemui kami dan masing-masing dari kami mempunyai dua atau tiga nama. Lalu tiba-tiba Rasulullah memanggil salah satu dari kami “Wahai fulan.” Maka orang-orangpun berkata “Cukup wahai Rasulullah, dia akan marah jika dipanggil demikian.” Maka turunlah ayai ini:
 “Dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan….”
Yang istimewa dalam pembahasan ini adalah yang tejadi saat Malaikat pencabut nyawa membawa jiwa seorang mukmin yang wangi. Rasulullah SAW bersabda: “Hingga tidaklah mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu bertanya-tanya, “Milik siapakah ruh yang wangi ini?” para Malaikat yang membawanya menjawab, “Ini adalah ruh milik Fulan bin Fulan.” Dengan menyebutkan nama terbaik yang digunakan manusia untuk menyebutnya di Dunia. Adapun ruh yang buruk, malaikat yang mmbawanya mengatakan, “Ini adalah Fulan bin Fulan.” Dengan menyebutan nama terjelek yang digunakan manusia untuk menyebutnya didunia.” (H.R.Ahmad)
Malaikat saja mengamalkannya
Jangan dikira menggembirakan hati orang lain itu harus dengan memberikan sesuatu kepadanya, sebab memanggilnya dengan nama panggilan yang disayanginya sudah cukup ampuh untuk memikat hati dan menarik simpatinya.tentunya harus disertai dengan keikhlasan sepenuh hati agar dapat membekas lebih jauh kedalam lubuk hatinya.

Posting Komentar

Catagoris

Catagoris

Catagoris